Mengejar Cita : Negeri Van Oranje

Wow, pas diliat terakhir ngepost itu Maret 2014. Lama banget, sekarang udah mau ganti tahun aja ke 2016. Untuk merapel semua kejadian pada tahun 2015 ini bakal butuh banyak post.

But overall, this year is a rollercoaster stuck in a maze. So many ups and down, kaya halilintar Dunia Fantasi. Mulai dari pengerjaan Tugas Akhir (Tiada Akhir), mengejar cum laude yang nyaris tak sampai, sidang, wisuda dari ITB, tantangan dunia pekerjaan, apply sana-sini, senangnya dapat gaji pertama, memprioritaskan sekolah S-2, mempersiapkan beasiswa LPDP, sampai kehilangan nenek tercinta. If life gives you lemonades, make lemons, life will be all like 'whaaat?'  Hehe, I strongly agree with you, Phil Dunphy. Okay enough with the lame introduction.

"Abis kuliah langsung sekolah diluar negeri? Yakin?"

Yap. This is the most common reaction that I get not only from my friends, but also my families. To sum up all of their concerns :
1) Kamu masih umur 20 tahun! Bisa apa diluar negeri?
2) Fresh graduate kaya kita kalau langsung kuliah S-2 lagi, tetep aja bakal jadi fresh graduate pas lulus! Karena belum ada pengalaman kerja!
3) S2 mah nanti aja, kerja dulu! Ngapain buang-buang uang kalau bisa nabung dari sekarang? Mending cari perusahaan yang ngasih gaji 2 digit

"Wah! Bagus, saya dukung! S-2 aja langsung!"

Nah, ada lagi nih yang jawab begini. Biasanya sih dilanjutkan dengan..
1) Kamu masih 20 tahun loh! Nanti umur 22 udah Master, di bandingkan sama orang lain yang 22 tahun tapi baru S1! Gampang cari kerja nya
2) Nanti langsung lanjut yah S-3, jadi doktor deh! Keren pasti doktor termuda dari Indonesia
3) Ngapain kerja masih muda, kuliah dulu lah! Kerja nya nanti bentar aja, terus nikah, ngga perlu musingin lagi perlu S2

There are two sides of every coin. Sama seperti pemikiran orang, banyak sekali opini-opini yang tentunya tidak dapat saya tulis satu persatu. Opini-opini tersebut lah yang sering menyalakan dan memadamkan semangat saya untuk kuliah lagi. Namun jika membanding-bandingkan lagi kedua sisi yang bertolak belakang tersebut, saya sepertinya lebih suka sisi kedua, yang mendukung saya S-2 lagi hehe... Kenapa? Masa depan saya bukanlah hal yang bisa didikte orang lain hanya berdasarkan opini mereka. I live a life that I want to live.

Hati saya sudah mantap untuk melanjutkan studi saya ke Belanda dan belajar di Delft University of Technology (TU Delft). Setelah masa-masa searching internet dan bolak-balik ke talkshow dan presentasi beasiswa, saya menyusun motivational letter / essay untuk pihak Delft sebagai syarat pendaftaran.

Oh ya! Beberapa hal yang dibutuhkan untuk mendaftar di TU Delft adalah:
1. Ijazah lulus
2. Transkrip
3. Ielts certificate
4. Essay
5. Reference letter
6. Resume
7. Passport
8. payment of application fee

Bagian paling sulit adalah menyusun Essay. Saya cukup beruntung memiliki senior yang baik hati seperti Kak Thio, yang membantu saya menilai dan memperbaiki essay saya. Kebetulan dia adalah mahasiswa S-2 yang sedang berkuliah di TU Delft. Essay ini bertujuan untuk memberikan insight kepada pihak universitas mengenai siapa diri kita, mengapa kita mau melanjutkan studi, dan seberapa dalam kita mengetahui program studi yang dipilih. Termasuk juga didalamnya adalah rencana topik thesis yang ingin dikeluti. Nah loh, masalahnya, topik TA di S-1 saya benar-benar ngga ada hubungan nya dengan program studi yang ingin saya ambil. Jadilah beberapa minggu saya habiskan dengan berkontemplasi dan keetik-apus-ketik-apus di laptop. Sampe-sampe beberapa pekerjaan terbengkalai karena saya ngebut untuk bisa apply di hari pertama pendaftaran dibuka.

Sekedar info, pembayaran dapat dilakukan dengan menggunakan credit card atau bank transfer. Teman saya bilang, dengan bank transfer, akan lebih cepat proses administrasinya dan berefek lebih cepat mendapat jawaban. Tapi karena ada charge yang menurut saya terbilang mahal, saya memilih credit card dengan surcharge 5 euro (medit) Yap, nunggu jawaban nya 6 minggu... Hehehe. Walaupun emang dibilang sama pihak TU Delft batas jawaban 6 minggu, pinginnya sih 1 minggu udah dapet. Biar ngga deg-deg an amat gitu. 

Pendaftaran dibuka tanggal 15 Oktober 2015, dimana saya telah menyiapkan segala hal yang diperlukan untuk syarat. Semua proses dikerjakan via online, jadi tidak memusingkan dan juga mudah dipantau.

Upload dokumen yang menunggu diapprove

Pada tanggal 19 Oktober 2015, saya mendapatkan email dari pihak TU Delft sebagai berikut.

Dan akhirnya, kemarin, 4 Desember 2015, saya mendapatkan kabar bahagia dan mendapat LOA dari TU Delft :)

Alhamdulillah
Senang, bersyukur campur ketir. Karena hal ini belum tentu membuat saya 100% kuliah di Belanda tahun depan. Masih banyak hal yang perlu diurus, salah satunya adalah..beasiswa. Ya, dibalik semua cita-cita saya, biaya adalah masalah utama. Mengapa saya bilang masalah? Karena.. saya tidak punya uang sebanyak itu untuk bisa kuliah dan hidup di Belanda hahaha, dan rasanya sedih kalau masih harus mengandalkan orang tua. Saya harap saya mendapat kabar bahagia lainnya yang bisa di share ke teman-teman.

Last but not least, this post is dedicated to my lovely grandma. Sejak kecil, Opung saya sering bercerita tentang masa kecilnya yang dihabiskan dengan sekolah di zaman kolonial Belanda. Opung saya adalah orang yang jenius dari kecil, buktinya saking pintarnya dia berhasil lompat-lompat kelas atau biasa disebut program akselerasi. Bahkan, salah satu guru nya yang sangat menyukai Opung sempat menawarkan dia untuk pergi hidup ke Belanda dan membiayainya bersekolah disana. Namun kondisi dulu tidaklah sama seperti sekarang. Ayah Opung menolak habis-habisan tawaran guru-guru tersebut sehingga cita-cita Opung sekolah di Belanda kandas.


Dear my lovely grandma, how are things in Heaven? You left us without giving me the chance to share this great news to you. I cannot tell you that I've been accepted to study in your dream country, but I know that you will always look after me from above. Now, I will continue to pursue and fulfill my dreams, our dreams. See you in Negeri Van Oranje!


Comments

  1. TOLONG SAYA DIBANTU CARA NGELIKE POST INI GIMANA?!?!?!

    KESIIIII SELAMAATTT!!! Huhuhuu seneng banget udah punya LOA!!! Semoga tanggal 10 besok dapet kabar baik juga ya, Kes!!! Aakkkk nanti kalo gue main ke Belanda temenin dong (temen parasit mutlak).

    Btw itu kebalik quotesnya Phil Dunphy... Yang lo tulis sekarang mah quotes yang lumrah. Phil itu bilangnya: when life gives you lemonade, make lemons. Life will be all like, "whaat?!"

    ReplyDelete
  2. Kesiiii! Congrats yaaa! Asiik nanti bisa ada temen main kalo aku kesana hahaha *skalian bisa tmnin kl mau cuci mata di roermond :p
    -armitha n.-

    ReplyDelete
  3. Kesiiii! Congrats yaaa! Asiik nanti bisa ada temen main kalo aku kesana hahaha *skalian bisa tmnin kl mau cuci mata di roermond :p
    -armitha n.-

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengejar Cita : Menjemput Beasiswa LPDP

mas bro

Lika-liku bertemu suami